Rabu, 06 Agustus 2008

Pesta di Peternakan (Cerita-9)

Hari itu terjadi kesibukan di peternakan. Ya, Kakek Tulus panen. Sejak pagi Bocil Kerbau menarik pedati, mengangkut padi dari sawah. Keluarga merpati dan ayam tentu merasa senang, karena padi tertumpuk bertundun-tundun.

Kesibukan itu berlangsung sampai senja hari. Ketika penghuni peternakan siap tidur, tiba-tiba Kakek Tulus masuk kandang. "Hewan peliharaanku. Mensyukuri panen dan kesembuhan Lintar Merpati, besok malam kita mengadakan pesta!" kata Kakek Tulus. Serentak hewan-hewan bersorak gembira.

Besok harinya, hewan-hewan sibuk berlatih yang akan ditampilkan di pesta. "Wah, saya tak bisa konsentrasi. Nanti malam saya ingin cantik," kata Boni Ayam. Kepada Lintar Merpati yang hinggap dekat situ, ia berkata, "Lintar, kamu ke hutan dong. Pinjemin saya pada burung merak beberapa helai bulunya, untuk mahkotaku."

Tak mau kalah, si Gembul Kambing juga punya permintaan, "Saya pinjamkan jubah pada kuda zebra. Bila kukenakan, wuih...pasti saya gagah."

"Jangan lupa, saya mintakan ramuan pada buyutku ayam hutan, agar suaraku makin nyaring saat bernyanyi di pesta?" pesan Jago si ayam jantan.

Si Lintar jadi terbengong. "E eee...! Kenapa semua bingung. Dalam pesta kita tak perlu berlebih-lebihan. Kita tampil apa adanya," kata Bocil. "Buat baju dari benda-benda di sekitar kita. Penonton lebih melihat pertunjukan dari pada baju."

"Panggungnya gimana?" tanya Moli Kera. "Mmm...kenapa tak menjadikan punggungku sebagai panggung?" kata Bocil. Semua hewan menyetujuinya.

Malam hari di depan peternakan terlihat meriah. Beberapa obor dinyalakan, terlihat indah menimpali sinar bulan purnama. Di atas balai-balai bambu, Kakek Tulus dan Suci menunggu aksi peliharaannya. Hanya saja, mereka ada dimana ya?

"Moooh!" teriak Bocil membuka pintu kandang memulai pertunjukan. Diawali dengan akrobat putar wortel oleh Cici Kelinci di punggung Bocil yang jadi panggung dadakan. Disusul Moli yang main drama bersama Embek dan Gembul. "Terus teruuus...!" teriak Kakek Tulus.

Bersamaan dengan itu rombongan kunang-kunang datang membuat formasi kembang api di angkasa. Hewan kecil pembawa lampu itu diam-diam diundang Gembul untuk pesta. Ia juga mendatangkan pemusik penghuni sawah, katak dan jangkerik.

Pesta makin meriah karena hewan-hewan mengenakan baju lucu-lucu. Penonton makin kagum melihat koor ayam-ayam cilik, mengiringi si penyanyi Jago dan Boni. Tiba-tiba, wow...lihat di angkasa! Lintar bersama teman-teman merpatinya terbang beratraksi seperti kapal terbang, di sela kunang-kunang.

Pertunjukan diakhiri dengan nyanyi bersama diiringi katak dan jangkerik. "Pertunjukan bagus. Sederhana tapi meriah!" puji Kakek Tulus yang berdiri diantara peliharaannya sambil bertepuk-tangan. "Terimakasih semuanya. Sekarang kembali ke kandang, dan...tidur yang nyenyak," kataya mengakhiri malam yang indah penuh kenangan itu.

Nasehat Kakek Tulus:

Keceriaan dan kesenangan tidak selalu harus dalam kemewahan. Dengan kebersamaan dan dalam kesederhanaan, serta selalu bersyukur kepada Tuhan, kita juga mampu mendapatkan kebahagiaan.

Karya Kakak bersama rekan di KOKADO (Komunitas Kajian Dongeng) ini terangkum dalam buku ”Cerita dari Peternakan Kakek Tulus” yang diterbitkan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

Tidak ada komentar: